Tata Cara Ihram

Tata Cara Ihram

Tata Cara Ihram: Panduan Lengkap Untuk Ibadah Haji Khusus atau Haji ONH Plus

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi umat Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan ibadah haji adalah ihram, yang menjadi langkah awal memasuki rangkaian manasik haji. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai pengertian ihram, tata cara ihram, serta larangan-larangan yang harus diperhatikan oleh jamaah haji, termasuk bagi mereka yang mengikuti program haji khusus kuota dan haji ONH plus.

I. Tata Cara Ihram dalam Ibadah Haji

Ihram berasal dari kata harama, yang berarti “melarang” atau “mengharamkan”. Secara sederhana, ihram adalah kondisi suci yang harus dipatuhi oleh setiap jamaah haji atau umrah sebelum memasuki rangkaian ibadah di tanah suci. Saat memasuki ihram, jamaah harus mematuhi berbagai larangan dan aturan yang telah ditetapkan, sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT.

Ihram juga melambangkan kesederhanaan dan persamaan di hadapan Allah SWT, di mana semua jamaah, baik mereka yang melaksanakan haji khusus kuota maupun haji ONH plus, mengenakan pakaian yang serupa, tanpa memandang status sosial.

Tata Cara Memasuki Ihram

1. Niat Ihram

Tata Cara Ihram yang pertama adalah niat ihram, niat merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memulai rangkaian ibadah haji atau umrah. Dalam Islam, setiap ibadah harus diawali dengan niat yang tulus, karena niat menentukan validitas ibadah tersebut. Niat ihram ini secara eksplisit dilafalkan dalam bentuk talbiyah, yang isinya sebagai berikut:

“Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syariika lak.”

Talbiyah ini merupakan pengakuan dan penyerahan diri penuh kepada Allah SWT, menegaskan bahwa jamaah siap menjalankan ibadah haji atau umrah semata-mata untuk memenuhi panggilan Allah. Saat talbiyah dilafalkan, jamaah secara otomatis memasuki keadaan ihram, di mana mereka harus mematuhi segala aturan dan larangan yang berlaku. Selain itu, pelafalan talbiyah menjadi pengingat bahwa semua yang dilakukan selama ihram bukan untuk kepentingan duniawi, tetapi sebagai wujud penghambaan kepada Allah SWT.

Dalam konteks haji, niat ihram dilakukan ketika jamaah sampai di miqat, atau bisa juga diucapkan dari dalam pesawat saat melintasi miqat bagi jamaah haji ONH plus atau haji khusus kuota yang datang dari luar Arab Saudi.

2. Mandi Sunnah dan Berpakaian Ihram

Setelah berniat, tata cara ihram sekanjutnya adalah jamaah dianjurkan untuk mandi sunnah sebelum mengenakan pakaian ihram. Mandi sunnah ini bertujuan untuk menyucikan diri, baik secara fisik maupun spiritual, sebagai persiapan untuk menjalani rangkaian ibadah di tanah suci. Meski tidak wajib, mandi ini sangat dianjurkan untuk mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.

Setelah mandi, langkah selanjutnya adalah mengenakan pakaian ihram. Pakaian ihram untuk laki-laki terdiri dari dua helai kain putih yang tidak berjahit. Satu kain dikenakan sebagai sarung yang menutupi tubuh bagian bawah, dan satu lagi diselendangkan di atas bahu, menutupi sebagian tubuh bagian atas. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan dan kesamaan di hadapan Allah SWT, di mana semua jamaah haji—baik yang melaksanakan haji ONH plus maupun haji khusus kuota—menghilangkan tanda-tanda status sosial dan kemewahan duniawi.

Bagi perempuan, pakaian ihram tidak memiliki bentuk khusus seperti pada laki-laki, namun mereka diwajibkan mengenakan pakaian yang menutup aurat dengan sempurna. Pakaian tersebut tidak boleh berlebihan atau mencolok, dan juga tidak boleh menggunakan wewangian. Perempuan dilarang memakai cadar atau sarung tangan selama dalam kondisi ihram.

Selain itu, jamaah diingatkan untuk memastikan bahwa kondisi fisik dan mental mereka siap untuk menjalani ibadah, mengingat setelah mengenakan ihram, mereka terikat dengan berbagai aturan yang harus dipatuhi hingga mencapai tahallul.

3. Lokasi Miqat

Tata Cara Ihram yang ketiga mengambil miqat. Miqat adalah titik atau tempat yang ditentukan sebagai batas untuk memulai ihram bagi jamaah haji atau umrah. Setiap jamaah harus memahami miqat sesuai dengan lokasi mereka datang, karena melewati miqat tanpa memasuki ihram merupakan pelanggaran yang harus ditebus dengan membayar dam (denda).

Ada lima lokasi miqat utama yang telah ditentukan oleh Rasulullah SAW, masing-masing disesuaikan dengan rute perjalanan para jamaah dari berbagai arah:

  • Dzul Hulaifah: Untuk jamaah yang datang dari arah Madinah.
  • Al-Juhfah: Untuk jamaah dari arah Suriah atau Mesir.
  • Qarnul Manazil: Untuk jamaah dari arah Najd (termasuk Riyadh).
  • Yalamlam: Untuk jamaah dari arah Yaman.
  • Dzat ‘Irq: Untuk jamaah dari arah Irak.

Bagi jamaah haji ONH plus atau haji khusus kuota yang datang dari luar Arab Saudi, miqat biasanya ditentukan sebelum mereka memasuki wilayah udara miqat. Biasanya, maskapai penerbangan yang membawa jamaah akan mengumumkan waktu yang tepat untuk berniat ihram dan melafalkan talbiyah. Hal ini memastikan bahwa jamaah telah memasuki kondisi ihram sesuai aturan yang berlaku.

Selain itu, jamaah yang berangkat dari Makkah untuk melaksanakan umrah atau haji tamattu’ juga harus kembali ke salah satu miqat untuk memulai ihram mereka. Lokasi miqat ini dirancang agar jamaah dapat memasuki wilayah suci dengan niat yang tulus dan dalam keadaan suci, siap menjalani ibadah haji atau umrah sesuai dengan syariat Islam.

Dengan mengikuti tata cara memasuki ihram yang benar, jamaah diharapkan bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk dan sesuai dengan tuntunan agama, baik bagi mereka yang melaksanakan haji ONH plus maupun haji khusus kuota

II. Larangan-Larangan dalam Ihram

Saat berada dalam kondisi ihram, jamaah dilarang melakukan beberapa hal, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Larangan Bagi Laki-laki:

  • Tidak boleh mengenakan pakaian yang berjahit.
  • Dilarang menutup kepala dengan topi atau penutup lainnya.
  • Tidak diperkenankan memakai wewangian, baik di tubuh maupun pakaian.

Larangan Bagi Perempuan:

  • Tidak boleh memakai cadar atau menutup wajah sepenuhnya.
  • Dilarang memakai sarung tangan.

Larangan Umum untuk Semua Jamaah:

  • Tidak boleh memotong kuku atau rambut.
  • Dilarang menikah atau menikahkan orang lain.
  • Tidak diperbolehkan berburu atau membunuh hewan.
  • Menghindari segala perbuatan dosa dan pelanggaran lainnya.

III. Durasi dan Tahapan Ihram

Ihram dimulai dari miqat hingga jamaah mencapai tahapan tahallul, yaitu ketika jamaah diizinkan untuk mencukur sebagian rambut sebagai tanda keluarnya dari kondisi ihram. Pada saat tahallul, larangan-larangan ihram sudah tidak berlaku lagi.

IV. Manfaat dan Hikmah Ihram

Manfaat Fisik: Ihram mengajarkan kesederhanaan dan kebersihan. Pakaian ihram yang sederhana mencerminkan kerendahan hati dan kesetaraan, baik untuk jamaah haji ONH plus maupun haji khusus kuota.

Hikmah Spiritual: Ihram adalah simbol pengabdian total kepada Allah SWT. Dengan mematuhi aturan-aturan dalam ihram, jamaah belajar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan melepaskan keterikatan duniawi.

V. Kesimpulan

Ihram adalah langkah awal yang sangat penting dalam ibadah haji dan umrah. Memahami pengertian ihram, tata cara, serta larangan-larangannya akan membantu jamaah menjalankan ibadah haji dengan baik dan benar, baik bagi mereka yang mengikuti haji khusus kuota maupun haji ONH plus. Dengan kesadaran penuh, ihram dapat menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta meraih kesucian dan kerendahan hati di hadapan-Nya

Tinggalkan Balasan